Indonesia
sebagai negara dengan jumlah penduduknya beragama islam terbanyak di dunia,
justru tidak menjadikan warga di negeri ini menjadi pemeluk islam yang kaffah
alias sepenuhnya. Masih banyak di negeri kita ini yang menjadikan islam hanya
sekedar sebagai pengisi kolom agama di KTPnya. Di kartu indetitas boleh
tertulis agamanya islam, akan tetapi jangankan untuk melaksanakan perintah
agama, kadang untuk shalat pun mereka mesti dipaksa. Ini berbanding terbalik
dengan negara-negara yang agama islam hanya menjadi minoritas belaka. Di negara
yang islam menjadi minoritas justru malah muslimnya menjadi muslim yang sejati.
Bahkan mereka rela dikucilkan sampai kehilangan nyawa hanya demi menjalankan
perintah agama islam.
Buruknya
tingkat keimanan para pemeluk islam di Indonesia dipicu oleh banyak sesuatu.
Jelas ada campur tangan dari pemerintahan di negara ini dalam membuat ajaran
agama islam semakin punah. Ditambah lagi gempuran media-media milik kafir yang
terus mengguncang islam. Opini sengaja media kafir itu buat untuk mengubah pola
pikir para pemeluk islam.
Apa saja
yang media kafir tanamkan di kepala kita? Mereka ingin kita berpikir bahwa
islam itu hanya sebatas agama. Islam itu hanya boleh di masjid saja. Mereka
ingin kita berpikir bahwa jika agama dibawa-bawa ke dalam pemerintahan, maka
toleransi dan keberagaman akan hilang. Padahal islam itu bukan hanya agama,
tapi merupakan jalan hidup seseorang, sekumpulan hukum yang mengatur bukan
hanya diri kita, tapi juga mengatur hidup dari banyak orang khususnya dalam
bernegara. Tapi sayang, banyak dari orang islam sendiri yang tidak mengerti ini
dan lebih memilih pendapat para kafir laknatullah.
Lalu apa
yang orang kafir inginkan dari penanaman opini seperti di atas? Orang kafir
inginkan agar khilafah tidak dapat lagi berdiri tegak. Orang kafir inginkan
agar syariah tidak diterapkan di muka bumi ini. Tapi orang kafir ingin agar
kita sendirilah yang justru malah menghancurkan islam dan membuat khilafah
serta syariah tidak bisa tegak di muka bumi. Karena orang-orang kafir tahu,
bahwa mereka tidak akan dapat menghancurkan kekhalifan dengan tangan mereka
sendiri. Jika mereka berusaha menghancurkan kekhalifahan dengan tangan mereka,
mereka tahu itu tidak akan pernah berhasil. Itulah kenapa mereka menggunakan
kita untuk menghancurkan agama kita sendiri.
Dan yang
paling buruk, semua itu berhasil orang-orang kafir lakukan. Kita bisa lihat
banyak buktinya sekarang. Coba kalian bicara tentang hukum syariah atau hukum
islam di pemerintahan, pasti yang akan ada dipikiran orang islam adalah
kejamnya hukum qisas, potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina. Orang
islam sendiri akan berpikiran betapa bar-barnya dan betapa tidak kemanusiannya
hukum seperti itu. Orang islam sendirilah yang akan menolak untuk menegakan
hukum syariah di negeri kita ini dengan alasan melanggar HAM. Inilah bukti
betapa kafir telah berhasil meracuni otak kita.
Dampak dari
keberhasilan penanaman opini tersebut yaitu islam menjadi serba salah sekarang.
Di saat islam diam saja, orang kafir menjadi berani untuk semakin menyiksa
islam terang-terangan. Ini bisa kita lihat dari kelakuan densus 88 yang tiada
hentinya menangkap TERDUGA teroris. Belum lagi kristenisasi besar-besaran di
kota maupun desa. Dan begitu didiskriminasikannya orang-orang yang berpenampilan
islami seperti berjilbab, berjenggot, dan lain-lainnya. Tapi, di saat islam
ingin lepas dari penindasan seperti itu, saat islam ingin bangkit untuk
melawan, diciptakanlah isu-isu untuk menjatuhkan islam. Saat islam ingin
melawan dari penjajahan dan penindasan, islam dibilang radikal lah, dibilang
keras lah, melanggar HAM lah. Dan lebih parahnya lagi, bukan hanya orang kafir
yang sekarang menyerang islam. Banyak dari kalangan umat islam sendiri yang
lebih mendukung kafir dibanding mendukung islam. Inilah golongan umat islam
yang bodoh, yang tidak mengenal agamanya sendiri, dan yang telah termakan tipu
daya kafir.
Lalu, dengan
apa saja mereka menanamkan opini ke kepala umat islam? Kenapa begitu kuat
sekali pengaruhnya? Dan kenapa bisa mempengaruhi banyak sekali umat islam?
Mereka, yaitu orang-orang kafir memiliki banyak sekali media yang telah
menguasai dunia. Itulah yang tidak dimiliki umat islam kini. Mungkin umat islam
punya beberapa media, tapi tidak setenar dan seterkenal media yang dimiliki orang
kafir. Padahal media adalah senjata yang paling ampuh untuk menguasai dunia.
Tiada yang tidak dapat kita capai dengan media. Istilahnya di zaman sekarang
itu, “Kuasailah media, maka kau akan dapat menguasai dunia.” Jika orang zaman
dulu mesti susah-susah berperang untuk menguasai dunia, sekarang sudah tidak
lagi. Dengan menggunakan media kita bisa berperang tanpa harus menggunakan
pasukan bersenjata canggih. Dengan media, orang yang tadinya tidak terkenal
bisa menjadi terkenal. Kita ambil contoh Jokowi. Jokowi jika kita telusuri
sebenarnya bukanlah pemimpin yang berbobot. Yang Jokowi unggulkan sebenarnya
adalah pencitraan. Sorotan dari media lah yang membuat Jokowi bisa memegang
jabatan gubernur di Jakarta. Bualan-bualan media yang mengatakan Jokowi walikota
terbaik di dunia lah yang membuat orang memilihnya. Padahal jika kita
perhatikan dengan seksama, banyak sekali janji Jokowi yang tidak ia penuhi.
Bahkan belum lagi masalah di Jakarta seperti banjir, kemacetan, dan kemiskinan
usai, Jokowi sudah mencalonkan diri sebagai presiden. Inilah bukti bahwa Jokowi
tidak lebih dari seorang pembual yang gila jabatan yang hanya mengunggulkan
pencitraan. Gaya memimpin blusukannya
bukanlah ditujukan untuk menyelesaikan masalah di Jakarta, tapi hanya untuk
agar dia makin disayang media. Sekarang terbukti kan? Apakah blusukannya Jokowi menyelesaikan
kemiskinan, kemacetan, apalagi banjir? Itulah contoh dari kehebatan media.
Dengan media, orang bisa naik daun, dengan media pula orang bisa jatuh ke
jurang paling dalam.
Akhir kata
dari penulis, semoga kita bisa menjadi muslim yang sejati. Muslim yang
membagakan agama, Negara, serta orang tuanya. Dan semoga kita tidak masuk ke
perangkap setan. Perangkap yang dapat membawa kita ke dalam neraka Allah swt.
No comments:
Post a Comment