Pages

Monday, February 24, 2014

Khutbah Jum'at 14 Februari: Sifat Muraqabah



 

Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, ada seorang penggembala kambing yang hidup sebatang kara. Kedua orang tuanya telah meninggal. Dan ia telah menjadi seorang hamba sahaya. Setiap hari pemuda itu bekerja menggembalakan kambing milik tuannya. Digiringnya kambing itu dari satu lembah ke lembah lain. Dijaganya kambing itu dengan sepenuh hati. begitulah pemuda itu, sangat amanah dalam menjalankan tugasnya. Sehingga semakin gemuk dan banyaklah kambing milik tuannya. Suatu hari, Umar bin Khattab lewat saat pemuda itu sedang menggembalakan kambingnya. Tergeraklah hati Umar untuk mengetes kejujuran pemuda tersebut. “Wahai pemuda, kambingmu sangatlah gemuk dan bagus. Maukah kau menjual salah satu kambingmu itu kepadaku?” Tanya Umar. Dijawablah oleh pemuda itu. “Kambing ini bukan milikku. Tapi milik tuanku.” Umar pun kembali menguji pemuda itu. “Kambing tuanmu itu sangatlah banyak. Jika kau ambil salah satu, tuanmu sepertinya tak akan tahu.” Lalu dijawablah oleh pemuda itu. “Memang tuanku tak akan tahu. Tapi sungguh Allah maha tahu.”

Kisah pemuda di atas merupakan contoh dari muraqabah. Muraqabah merupakan upaya untuk membuat diri kita terjaga. Terjaga dari apa? Yaitu terjaga dari perbuatan dosa. Upaya apa yang harus kita lakukan agar diri kita selalu terjaga? Yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah dalam setiap perbuatan kita. Dengan merasa diawasi, kita tak akan berani melakukan perbuatan dosa sekecil apapun. Kita tak akan berani berbohong dalam perkara sekecil apapun.

Salah satu akibat dari tidak adanya sifat muraqabah dalam diri kita adalah berbedanya sikap kita di setiap waktu dan tempat. Contohnya, kita di masjid berperilaku baik dan tak berani berbuat dosa, akan tetapi begitu keluar dari masjid kita kembali melakukan perbuatan-perbuatan mungkar. Itulah yang disebut dengan munafiq. Seharusnya, sebagai umat islam kita mesti berperilaku baik di mana pun dan kapan pun. Jangan berbuat baik jika hanya ada orang saja. Dan jangan pula berbuat buruk di saat tidak ada yang melihat.

Ada satu kisah lagi tentang muraqabah ini. Suatu hari ada seorang guru yang mempunyai seorang murid kesayangannya. Murid ini begitu disayangnya daripada murid lainnya karena ia sangat alim dan sangat baik pengetahuannya. Hal ini pun membuat murid yang lain iri kepadanya. Setelah mendengar banyak murid yang iri dengan murid kesayangannya ini, sang guru pun membuat suatu tes. Semua muridnya disuruh menyembelih kambing sesuai dengan syariat islam tanpa ada yang boleh melihat. Akhirnya semua murid ini mencari tempat persembunyian sehingga mereka berhasil menyembelih kambing tanpa ada yang melihat. Hanya satu yang gagal melakukan perintah gurunya ini. Yaitu si murid kesayangan guru. Saat gurunya bertanya kenapa ia tidak berhasil menyembelih kambing, si murid menjawab. “Bagaimana aku bisa melaksanakan perintahmu untuk menyembelih kambing tanpa terlihat. Padahal Allah maha melihat segalanya.”

Dari kisah ini bisa kita ambil pelajaran. Di mana pun kita, Allah pasti bisa melihat kita. Meskipun kita ada di ruang tertutup yang tak ada cahaya satupun bisa masuk, Allah tetap melihat kita. Melihat perbuatan dosa yang kita lakukan. Melihat perbuatan baik yang kita lakukan. Semoga dengan khutbah Jum'at ini Allah membuat kita semakin bertaqwa. Semakin sadar diri bahwa Allah selalu melihat kita. Amin.