Pemuda
merupakan modal penting suatu bangsa agar bisa menjadi bangsa yang maju. Karena
bukan orang-orang tua yang akan membangun bangsa, tapi para pemuda lah yang
akan membangun bangsa ini kedepannya. Di tangan para pemuda inilah nasib bangsa
ini berada. Jika pemuda di suatu negara hancur, maka hancurlah negara itu.
Meskipun
pemuda merupakan penentu nasib suatu bangsa, pemuda bukanlah penentu yang baik
untuk hidupnya. Pemuda itu sangatlah mudah goyah pendiriannya, yang biasa kita
sebut masih labil. Itulah kenapa, gazwul fikri alias perang pemikiran mengincar
para pemuda islam. Para pemuda islam sedari dini dan sedari masih membangun
jati dirinya terus menerus digempur oleh kebudayaan barat. Mereka terus-menerus
memasukan hal-hal yang buruk ke dalam pikiran pemuda dengan mengemas hal buruk
itu dengan indahnya dalam label 3 F (Fun, Food, Fashion). Sehingga para pemuda
tidak sadar dan sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Oleh karena
itu, selagi para pemuda kita sedang membangun jati dirinya, kita perlu
membentengi mereka dengan keimanan yang kuat. Sehingga mereka tidak akan
terpengaruh oleh lingkungan dan budaya yang buruk di sekelilingnya. Cobalah
kita buka Al Quran kita, di sana kita bisa melihat banyak sekali kisah pemuda
yang sukses dunia dan akhirat. Pemuda yang patut dicontoh akhlak dan
perbuatannya. Marilah kita ambil kisah ashabul kahfi. Tujuh pemuda penghuni
gua. Mereka adalah pemuda yang patut kita contoh. Contohlah bagaimana mereka
mempertahankan keimanannya meskipun ancaman datang dari mana saja. Bahkan
sampai mereka terjebak dalam gua dan dikepung prajurit yang akan menangkap
mereka pun, mereka tetap mempertahankan keimanannya.
Dikisahkan
dalam Al Quran, ada tujuh orang pemuda yang beriman kepada Allah swt. Karena
keimanan mereka, raja pun marah dan menangkap mereka untuk selanjutnya dihukum
mati. Akan tetapi, ternyata mereka berhasil kabur dengan bantuan tuan putri dan
lari kedalam gua. Raja yang akhirnya mengetahui kaburnya tujuh pemuda ini pun
langsung mengejarnya bersama tentaranya. Saat sampai di mulut gua tempat para
pemuda ini bersembunyi, raja memerintahkan pasukannya untuk menyeret tujuh
pemuda itu keluar untuk dibunuh. Namun mereka takut karena dari dalam gua
terdengar suara harimau dan ular. Akhirnya seorang menteri mengusulkan agar
mulut gua itu ditutup dengan menggunakan batu, dengan demikian para tawanan
akan mati perlahan-lahan di dalam gua. Usulan itu pun akhirnya diterima oleh
raja dan pintu gua langsung ditutup. Sementara itu, di dalam gua, ketujuh
pemuda itu tertidur selama 309 tahun. Saat mereka bangun, tidak ada yang sadar
berapa lama mereka tidur. Ada yang bilang hanya sehari, ada yang bilang
setengah hari, dan ada pula yang mengatakan seminggu. Akhirnya, salah seorang
dari tujuh pemuda itu pun diutus untuk membeli makanan di kota. Saat pemuda ini menyerahkan uang, ternyata uangnya sudah tidak berlaku lagi. Pemuda ini pun mengaku, ia dan beberapa temannya bersembunyi dalam gua dan tertidur. Akhirnya, rakyat kerajaan itu menyambut keluarnya ketujuh pemuda dari gua itu. Dan tak berapa lama setelah itu, ketujuh pemuda itu meninggal dunia.
Itulah contoh dari kisah pemuda yang patut kita tiru keberaniannya dalam mempertahankan keimanannya. Di mana di zaman sekarang sudah sangat sulit kita bisa menemukan yang seperti itu. Marilah kita sebagai pemuda yang akan mewarisi bangsa ini meneruskan perjuangan para pendahulu kita untuk membangun negara ini. Mari kita berikan yang terbaik untuk bangsa ini. Kita cari ilmu sebanyak-banyaknya agar kita bisa lebih baik dari pendahulu kita.
No comments:
Post a Comment