Pages

Saturday, September 10, 2011

Design Jaket GRAVIS26 '013

Design Jaket GRAVIS26 2013:

Tampak Depan

Tampak Belakang
 by: M. Rofi'ul Fajri(2013)

Monday, July 18, 2011

Kami Anak ROHIS



Kami anak ROHIS. Akidah kami bersih terhadap hal-hal yang bersifat magis. Baik itu jimat, wapak, jirim, ataupun keris apalagi penggaris. Pedoman hidup kami adalah Al Quran dan Al Hadits. Kami bukan kalangan alkoholis. Boro-boro untuk berakohol ria, untuk uang jajan pun kami masih mengemis.

Kami anak ROHIS. Ada seorang nenek bernama Sydney Jones yang menuduh kami radikalis. Padahal kami hanyalah sekumpulan aktivis. Tentunya aktivis Islam bukannya aktivis secularis, pluralis, liberalis, apalagi satanis. Kami hanya dapat berharap mudah-mudahan masyarakat tidak termakan isu tersebut yang buat kami menjadi miris.

Kami anak ROHIS. Dandanan kalangan pria kami atau biasa disebut ikhwan umumnya khas dengan jenggot klimis nan tipis. Sedangkan kaum hawa atau akhwatnya biasanya terlihat dengan jilbabnya yang terlihat maksimalis. Tapi hal itu tidaklah mutlak, so santai saja buat para bro n sis.

Kami anak ROHIS. Murobbi kami selalu bercerita bahwa kami adalah pewaris. Pewaris risalah para nabi dan Rasul dari zaman nabi Adam sampai sayyiduna Muhammad SAW Al-Quraisy. Untuk itulah kami dididik menjadi pemuda yang loyalis. Loyalis kepada Allah dan RasulNya serta berlepas dari paham-paham yang tidak Islamis.

Kami anak ROHIS. Bukanlah segerombolan selebritis. Yang kerjaannya update status di jagad virtual agar dibilang eksis. Yang cuman bisa basa-basi kebaikan share pilu, nestapa, atau apa saja hal-hal yang berbau melankolis. Buat kami yang terpenting adalah aksi nyata bukan bualan besar yang manis serta bombastis.

Kami anak ROHIS. Tongkrongan kami jauh dari kafe, mall, bar, diskotik ataupun di halte bis. Biasanya kami paling suka duduk di masjid atau juga di majelis-majelis. Kami selalu menjaga diri kami dari hal-hal yang bersifat najis. Baik najis jasmani ataupun psikis.

Kami anak ROHIS. Kami diajarkan untuk dapat bersifat altruis. Dan membuang jauh-jauh sifat egois. Kami juga diajarkan untuk menjadi golongan yang mukhlis.Tidak mengharapkan imbalan dari manusia yang sifatnya matrialis. Walaupun kadang kali uang jajan kami menjadi habis. Tapi, tak apalah yang penting balasan dari Allah berupa surga lengkap dengan para bidadari’s.

Kami anak ROHIS. Karakter masing-masing kami tidaklah sama seperti halnya kue lapis. Ada yang bawaannya serius, rajin, rapat tidur mulu juga ada, ataupun yang humoris. Akan tetapi kami juga dibekali ilmu untuk selalu bersikap idealis. Jangan jadi orang yang pragmatis plus oportunistis. Takutnya malah jadi orang-orang yang ikut ketularan virus liberalis. Yang kadang kalo ngomong suka bikin mengekerut alis.

Kami anak ROHIS. Pada kesempatan kali ini kami ingin mengatakan bahwa kami bukan teroris. Jangan juga mencap kami sebagai ekstrimis. Hanya di karenakan perubahan tingkah laku kami yang mungkin terlihat agak lebih agamis. Padahal teroris tulen bin sejati adalah para kaum zionis bengis rasis dan kolonialis.

Kami anak ROHIS. Kami juga ditanamkan nilai-nilai zuhud atau bahasa kerennya adalah askestis. Kami juga menjauhi hal-hal yang sifatnya glamoris. Kami berusaha untuk sejauh mungkin tidak menjadi kaum borjuis. Karna khawatir terkena penyakit wahn atau istilah lainnya hedonis.

Kami anak ROHIS. Kami juga manusia bukannya malaikat yang selalu tampil perfeksionis. Tak sedikit pula diantara kami yang takluk terhadap godaan sang iblis. Dan mereka-mereka itu pun episode dakwahnya berakhir dengan sangat tragis. Yang kalau dituliskan di sini dapat membuat mata menangis.

Kami anak ROHIS. Beberapa kami juga diberikan bakat berbisnis Selain bisnis ada juga yang bakat menulis. Dan tulisan ini dibuat bukan untuk sekedar narsis-narsis. Ya, ini hanya dibuat sekedar berbagi tentang profil ROHIS

Thursday, January 13, 2011

Bersyukur Yuk!

Teman, hidup ini akan menjadi indah apabila dalam kondisi apapun yang terjadi kita senantiasa bersyukur, kita panjatkan syukur kepada Allah sebab dengan bersyukur membuat hidup kita dan keluarga kita menjadi tenteram dan bahagia. Syukur adalah kesinambungan hati untuk mencintai Sang Pemberi Nikmat,
kesinambungan anggota badan untuk mentaatiNya dan kesinambungan lisan untuk mengingat dan memujiNya.

Syukur hati adalah apabila kita mengakui bahwa apapun yang ada pada diri kita datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagaimana firmanNya. 'Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka dari Allah.'  (QS. An-Nahl : 53). Itulah sebabnya jangan pernah membiarkan diri terbuai oleh nikmat, kemuliaan, ujian, cobaan dan musibah di dalam hidup sehingga kita lupa diri terhadap yang Sang Pemberi Nikmat.


Sedangkan syukur perbuatan adalah kita bekerja hanya untuk Allah, setiap hamba yang beriman senantiasa mensyukuri hidup ini dengan bekerja sebab bekerja untuk menghidupi keluarga merupakan amal kebaikan kita, sebagaimana firman Allah. 'Beramallah wahai keluarga Daud, untuk bersyukur (kepada Allah).' (QS. Saba' : 13).

Ketiga, syukur lisan adalah membicarakan nikmat Allah. 'Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau menyebut-nyebutnya' (QS. Adh-Dhuha :11). Sementara Rasulullah juga bersabda 'Membicarakan nikmat Allah adalah syukur' (HR. Ahmad). Sebagian ulama mengingatkan kita, 'barang siapa yang menyembunyikan nikmat maka dia telah kufur terhadapnya dan barangsiapa mengucapkan 'alhamdulillah' maka dia telah mensyukurinya.'

Yuk! Kita syukuri hidup ini..


Wassalam,
M. Agus Syafii via Mukjizat Sholat Dan Doa(Facebook Page)

Sunday, January 2, 2011

Memberi Mengobati Luka Dihati

Dalam kehidupan kita sehari-hari hampir mudah tanpa kesulitan kita bisa menemukan orang yang kecewa, marah dan sakit hati dimana-mana. Ditelevisi, koran, radio, dijalanan, supermarket, pasar bahkan di dalam rumah. Mulai demo mahasiswa yang kecewa dengan pemerintah, karyawan yang kecewa dengan manajemen perusahaan, suami yang kecewa dengan istri, istri kecewa dengan suami, anak kecewa kepada orang tua, orang tua kecewa kepada anak. Murid kecewa kepada guru atau sebaliknya semua menjadi terlihat lazim kehidupan ini dipenuhi dengan taman bunga kekecewaan, kemarahan dan sakit hati.

Maka kita menjadi begitu mudah menemukan penderitaan dariapada kegembiraan, lebih mudah menemukan orang yang sakit hati daripada orang yang
senantiasa bersyukur, lebih mudah ketemu dengan wajah yang cemberut daripada wajah yang tersenyum. Bahkan saya sering mendapatkan keluhan seperti ini, Mas Agus, kenapa saya sudah sholat dan berdzikir tetap saja hati saya masih terasa perih?' Luka dihati adalah akibat kekecewaan karena kebiasaan kita untuk mencari, meminta dan menuntut agar kehidupan memenuhi keinginan kita padahal di dalam kehidupan kita telah menyediakan yang terbaik untuk kita. Sholat dan dzikir menjadi tidak berarti apabila tubuh kita masih dikuasai oleh hawa nafsu keinginan dan tuntutan yang tiada habisnya. Berbagai keluhan muncul dari susah berkonsentrasi, dikendalikan marah, masa lalu yang menyakitkan, masa depan yang menakutkan sampai rizki yang tidak pernah cukup, semua itu muaranya adalah KEKECEWAAN.

Sholat dan berdzikir mengajarkan kita agar senantiasa mengingat Allah, menyerahkan kehidupan sebagaimana yang menjadi ketetapanNya. Kita berjalan dengan cahaya ilahiah. Bila hati kita sudah mampu berserah kepada Allah, kita tidak mencari, meminta dan menuntut melainkan 'Memberi.' Di dalam aktifitas memberi mensucikan hati kita dari segala kotoran hati sehingga bisa dipahami bagi mereka yang rajin memberi mengalami banyak keajaiban seperti jarang sakit, rizki yang berlimpah dan mudah sekali wajah untuk tersenyum. Ditengah kondisi sosial seperti sekarang yang serba meminta dan menuntut, kegiatan memberi menjadi terasa indah sebab memberi bagaikan cahaya matahari ditengah kegelapan. Cahaya itulah yang menerima kegelapan hati kita ketika dipenuhi dengan meminta dan menuntut.

Akan semakin indah apabila memberi menjadi obat luka dihati terutama setiap kali kita memberi tidak disertai dengan harapan atau menuntut dari apa yang telah kita berikan. Banyak kisah teman yang menuturkan bagaiman keajaiban memberi dengan penuh keikhlasan mengalami 'Unexpected Harvestings.' Menuai hasil yang tidak diharapkan, memetik buah dari pemberian dengan penuh keikhlasan, seperti senyuman yang dijumpainya setiap saat, sembuh dari sakit tanpa disangka dan diduga, pertolongan Allah disaat terjepit, perhatian, makin disukai banyak teman, usaha yang semakin maju, karier yang melejit, keluarga yang senantiasa rukun dan bahagia. Masih banyak lagi kisah yang menceritakan keajaiban memberi, yang membuat hidup ini menjadi indah. Mengubah air mata menjadi permata. Hidup bagai ditaman bunga yang penuh warna.

'Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hambaNya yang senantiasa ia memberi petolongan kepada saudaranya.' (HR. Muslim).

Wassalam,
M. Agus Syafii via Mukjizat Sholat Dan Doa(Facebook Page)

Saturday, January 1, 2011

Sempurnanya Iman Seorang Muslim (Oleh Al habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa ) part II

Orang yang cinta kepada Allah maka ia akan mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan tidak ada yang melebihi kemuliaan para ahlu Badr RA diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa mereka (ahlu Badr) adalah semulia-mulia muslimin. Mereka adalah ahlu bait Rasulullah, para sahabat rasulullah dari kaum Muhajirin dan Anshar, dari kaum quraisy, dari golongan bangsa arab dan juga bukan dari bangsa arab, orang-orang kaya dan miskin, para budak dan orang-orang merdeka kesemuanya bersatu dalam satu panji “Laa ilaaha illallah Muhammadun rasulullah”, untuk membela sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka dikatakan orang-orang yang paling utama dari kaum muslimin. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika malaikat Jibril as bertanya kepada Rasulullah : “wahai rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang Ahlul Badr?”, maka Rasulullah menjawab : “ mereka adalah semulia-mulianya muslimin”, maka malaikat Jibril as berkata: “Begitu pula para malaikat yang diperintah untuk bersama Ahlul Badr mereka juga semulia-mulia malaikat”, kesimpulannya adalah mereka yang bersama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman :


وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ، وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

( الأنفال : 32- 33 )

“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al-Qur'an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih, Dan Allah sekali-kali tidak akan mengajak mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengajak mereka, sedang mereka meminta ampun.” ( QS. Al Anfal : 32 – 33 )

Allah tidak akan menimpakan siksa kepada mereka yang membangkang dan tidak beriman kepada Allah selama diantara mereka ada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena masih ada orang yang paling dicintai Allah maka mereka yang dimurkai Allah selamat dari adzab Allah. Namun Allah Maha bijaksana maka kemuliaan itu diwariskan kepada ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga Allah tidak akan menyiksa mereka selama masih ada diantara mereka yang beristighfar, selaras dengan makna firman Allah dalam surat Al Fath :

وَلَوْلَا رِجَالٌ مُؤْمِنُونَ وَنِسَاءٌ مُؤْمِنَاتٌ لَمْ تَعْلَمُوهُمْ أَنْ تَطَئُوهُمْ فَتُصِيبَكُمْ مِنْهُمْ مَعَرَّةٌ بِغَيْرِ عِلْمٍ لِيُدْخِلَ اللَّهُ فِي رَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ لَوْ تَزَيَّلُوا لَعَذَّبْنَا الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

( الفتح : 25 )

“Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mu'min dan perempuan-perempuan yang mu'min yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu . Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.” ( QS. Al Fath : 25 )

Jika bukan karena orang-orang yang beriman dan jika mereka tidak ada maka akan turun siksaan untuk semua mereka yang kufur kepada Allah. Ayat ini turun untuk penduduk Makkah sesudah Rasulullah hijrah, dimana sebagian kaum muslimin yang lemah dilarang oleh kuffar quraisy untuk hijrah, sebagian dari mereka rumahnya dikunci, ada yang dipasung atau diikat dan dijaga dengan penjagaan yang sangat ketat sehingga mereka tidak bisa berangkat ke Madinah Al Munawwarah, namun mereka orang-orang kafir Qureisy tidak mengetahui bahwa sesunguhnya keberadaan orang-orang yang beriman itulah yang menjadikan mereka selamat dari murka Allah, jika di Makkah tidak ada lagi yang beriman atau orang-orang yang beriman telah dibinasakan atau mereka keluar dari Makkah maka Allah akan menumpahkan bala’ pada penduduk Makkah. Namun kuffar quraisy tidak mengetahui kemulian mereka (para mu’minin) sehingga mereka terus ditindas. Maka keberadaan para shalihin menjadi benteng bagi yang lainnya. Dan malam ini dilaporkan telah hadir lebih dari 50.000 muslimin muslimat, bahkan bukan hanya di temapt ini saja, karena acara ini disiarkan secara langsung di streaming : www.majelisrasullah.org/ sehingga penduduk diseluruh dunia bisa menyaksikannya diantaranya di Denpasar, Bandung, Singapura, Malaysia dan wilayah-wilayah lainnya di seluruh barat dan timur. Dan sebagian dari mereka ada yang mengambil dari website ini kemudian disiarkan kembali di radionya masing-masing. Al Imam Ibn Batthal Ar berkata di dalam syarh kitab Muwattha’ Al Imam Malik tentang penjelasan hadits tadi, bahwa maksud hadits itu adalah ketika seseorang mencapai kesempurnaan iman maka ia akan diberi kefahaman oleh Allah subhanahu wata’ala bahwa hak dirinya dan keluarganya lebih patut dikesampingkan dari hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pendapat ini sejalan dengan perkataan hujjatul islam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany yang menukil ucapan Al Imam Nawawy rahimahullah, yang menukil ucapan hujjatul islam Al Imam Qadhi ‘Iyadh rahimahullah yang mengatakan bahwa awal dari cinta kepada rasulullah adalah bermula dari kesempurnaan iman, sehingga seseorang ingin hidup di zaman rasulullah, ingin melihat wajah rasulullah, kemudian ia mulai berfikir untuk lebih lagi menganut rasulullah dalam perbuatan bathin dan zhahirnya, lalu ia mulai berfikir lagi untuk mengorbankan apa yang ada pada dirinya demi cintanya kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana para shahabat mengorbankan nyawanya, keluarganya dan hartanya demi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal seperti ini bukanlah kultus dalam syirik namun justru itu merupakan kesempurnaan iman seseorang, demikian makna hadits riwayat Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim. Dan kedua hadits ini didukung dengan firman Allah subhanahu wata’ala :

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ إِلَّا أَنْ تَفْعَلُوا إِلَى أَوْلِيَائِكُمْ مَعْرُوفًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا

(الأحزاب : 6 )

“ Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mu'min dari diri mereka sendiri ,dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mu'min dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu mau berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama), yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah).” ( QS. Al Ahzab : 6 )

Dikutip dari: Ahlussunnah wal Jama'ah(Facebook Group)