Coba kita
bandingkan antara zakat dan pajak. Pajak sangat banyak sekali, dan besarnya
tergantung dari jenis pajaknya, mulai dari 10% - 25%. Pembayarannya pun bisa
tiap bulan atau tiap kita membeli sesuatu. Sedangkan zakat hanya ada dua, zakat
fitrah dan zakat mal. Itupun hanya dibayar setahun sekali. Lalu, uang dari
pajak kita tidak terjamin untuk kesejahteraan negara, ada yang dikorupsi, dan
ada pula yang dihamburkan. Sedangkan zakat sudah pasti terjamin sampai ke
tangan penerima. Tapi kenapa masih banyak dari kita yang tidak mau atau mungkin
lupa untuk mengeluarkan zakatnya?
Permasalahan
zakat sebenarnya bukan hanya dari jumlah orang yang mengeluarkannya, tapi juga
dari penyalurannya. Banyak dari kita yang masih tidak mengerti bagaimana cara
menyalurkannya yang baik dan benar. Sehingga menimbulkan masalah selanjutnya
yang lebih besar. Juga, masih banyak dari kita yang tidak mengerti siapa yang
sebenarnya membutuhkan zakat, kita atau penerima zakat.
Pertama,
kita harus mengerti apa makna dari pengeluaran zakat dan siapa yang sebenarnya
membutuhkan zakat. Zakat merupakan kotoran. Kotoran dari apa? Yaitu kotoran
dari harta-harta kita. Lalu apa yang kita lakukan pada kotoran tersebut? Jelas
kita harus membuangnya kan? Apa yang akan terjadi jika kita menyimpan kotoran
kita begitu lama? Jelas kita akan terkena penyakit. Lalu kenapa kita membuat
seolah, merekalah para penerima zakat yang membutuhkan zakat? Saatnya kita
mengubah pola pikir kita, berhentilah menganggap mereka yang membutuhkan zakat
kita. Tapi kitalah yang membutuhkan zakat. Kitalah yang perlu membuang kotoran,
bukan mereka yang perlu menerima kotoran dari kita.
Setelah kita
mengetahui makna dari zakat itu sendiri, dan mengetahui siapa yang sebenarnya
membutuhkan zakat, yang berikutnya kita perlu ubah adalah sistem penyampaian
zakat kita. Apa yang salah dari sistem kita? Yaitu kita malah memanggil orang
miskin untuk ke rumah kita. Bukan sebaliknya, kita yang menghampiri rumah si
miskin. Itu yang salah dari sistem kita. Dan itulah yang menyebabkan masalah
berikutnya bermunculan tanpa henti. Mulai dari korban jiwa, luka berat, hingga
luka ringan. Padahal semua masalah itu bisa dihindari jika kita mau membagikan
sendiri zakat tersebut ke orang yang membutuhkan. Tapi, sampai sekarang kita
masih enggan membagikan sendiri zakat kita. Banyak sekali alasannya, mulai dari
tidak mau berbaur dengan orang miskin, malas untuk berjalan jauh, dan alasan
lainnya. Padahal, dengan membagikan sendiri zakat kita, kita bisa tahu
bagaimana keadaan orang miskin yang sebenarnya. Kita bisa merasakan sendiri
bagaimana penderitaan mereka.
Mulai
sekarang, marilah kita perbaiki sistem kita. Kita kembalikan lagi sistem kita
ke sistem yang dari dulu sudah diatur sedemikian rapi dan bagus oleh Allah dan
Nabinya. Kita rasakan penderitaan mereka, kita telusuri bagaimana kehidupan
mereka sebenarnya. InsyaAllah hati kita akan semakin terbuka dalam menerima
perbedaan ekonomi yang ada disekitar kita.
No comments:
Post a Comment