Pages

Sunday, November 10, 2013

Shalat: Sebagai kebiasaan atau sebagai kewajiban




Apa bedanya shalat sebagai kebiasaan dan shalat sebagai kewajiban? Sebagian dari kita banyak yang menyepelekan hal ini sehingga menghilangkan esensi dan makna dari shalat itu sendiri. Bahkan ada sebagian dari kita yang justru tidak menyadari hal ini sehingga ia shalat tanpa ada rasa bersalah sedikitpun dalam hatinya. Untuk itulah kita harus tahu apa arti dan makna dari shalat yang kita lakukan selama ini. Supaya tidak selamanya shalat kita tanpa makna dan hanya menjadi sebuah kebiasaan.

Apa arti shalat? Shalat merupakan kumpulan do’a dan pujian-pujian kepada Allah yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Do’a dan pujian kita ini kita ucapkan dalam bahasa arab yang merupakan bahasa persatuan umat islam. Kenapa harus bahasa arab? Pertama, islam diturunkan di tanah Arab, itulah kenapa bahasa persatuan yang dipilih merupakan bahasa Arab. Kedua, bangsa Arab pada zaman turunnya islam merupakan bangsa yang pandai bersyair, sehingga ada banyak keindahan dalam bahasanya. Ketiga, jika tak ada bahasa persatuan, maka setiap orang akan seenaknya shalat dengan bahasanya masing-masing sehingga bacaan yang satu akan berbeda dengan bacaan yang lain. Lalu apa dampak dari penggunaan bahasa persatuan yang kita gunakan ini? Dampaknya adalah ada orang yang tidak mengerti apa yang sedang ia baca. Kecuali jika orang tersebut memang sudah paham dan mengerti bahasa Arab. Tapi bagaimana dengan orang yang masih awam alias masih belum mengerti bahasa Arab? Tentu saja ia akan membaca bacaan shalatnya dalam bahasa Arab tanpa merasa perlu tahu artinya.

Hal inilah yang membuat kaum muslim khususnya yang islam keturunan menjadi lemah imannya. Bukan hanya lemah imannya, akan tetapi juga dapat membuat ia semakin malas untuk shalat. Inilah yang kita sebutkan di atas tadi “shalat sebagai suatu kebiasaan”. Kita shalat, tapi hanya sebatas suatu rutinitas yang kita merasa perlu melakukannya, sama seperti makan, minum, tidur, dan lain-lainnya. Memang kelihatannya bagus, kita anggap shalat itu sebuah rutinitas yang mesti kita lakukan lima kali sehari. Tapi sebenarnya hal seperti itu bukanlah hal yang bagus. Kenapa? Karena kita shalat, tapi kita tidak menghayati shalat kita tersebut. Kita shalat, tapi kepala kita kosong karena menganggap shalat sebagai suatu hal yang biasa. Kita tidak menganggap shalat sebagai suatu hal yang istimewa, padahal saat shalat kita menghadap kepada tuhan kita. Dan kita bisa seenaknya meninggalkan shalat tanpa merasa berdosa karena kita merasa shalat itu suatu rutinitas yang kita kerjakan setiap harinya. Itulah bahayanya jika kita menganggap shalat sebagai suatu kebiasaan.

Lalu bagaimana dengan orang yang menganggap shalat sebagai suatu kewajiban? Orang tersebut akan sangat merasa berdosa sekali jika sekali saja ia meninggalkan shalat. Ia akan menghayati tiap shalat yang ia lakukan seakan-akan itu adalah shalat terakhir yang ia lakukan. Bagaimana cara agar kita bisa menjadi orang yang menganggap “shalat sebagai suatu kewajiban”? Caranya adalah dengan mengetahui dan memahami arti dari bacaan-bacaan shalat yang kita baca. Kelihatannya simpel dan mudah dilakukan kan? Tapi fakta menunjukan, hanya sepertiga umat islam yang mengerti arti dari bacaan shalat yang tiap hari ia baca. Sisanya? Wallahu’alam. Jadi, semakin jelas bagaimana kita shalat tapi seperti mayat yang hidup. Tubuh kita bergerak, mulut kita bergerak mengucapkan do’a dan pujian, tapi pikiran kita kosong melompong bagai manusia tanpa jiwa.

Maka dari itu, marilah kita berusaha untuk memahami dan mendalami arti dari bacaan shalat yang kita baca lima kali sehari. Agar kita semakin bisa menghayati shalat kita dan insyaAllah shalat kita bisa semakin khusuk. Seandainya seluruh umat islam mengerti arti dari bacaan shalatnya, insyaAllah masjid-masjid semakin penuh dan tidak ada umat islam yang rela meninggalkan shalat walaupun hanya sekali.

No comments:

Post a Comment