Apa bedanya
shalat sebagai kebiasaan dan shalat sebagai kewajiban? Sebagian dari kita
banyak yang menyepelekan hal ini sehingga menghilangkan esensi dan makna dari
shalat itu sendiri. Bahkan ada sebagian dari kita yang justru tidak menyadari
hal ini sehingga ia shalat tanpa ada rasa bersalah sedikitpun dalam hatinya.
Untuk itulah kita harus tahu apa arti dan makna dari shalat yang kita lakukan
selama ini. Supaya tidak selamanya shalat kita tanpa makna dan hanya menjadi
sebuah kebiasaan.
Apa arti
shalat? Shalat merupakan kumpulan do’a dan pujian-pujian kepada Allah yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Do’a dan pujian kita ini kita
ucapkan dalam bahasa arab yang merupakan bahasa persatuan umat islam. Kenapa
harus bahasa arab? Pertama, islam diturunkan di tanah Arab, itulah kenapa
bahasa persatuan yang dipilih merupakan bahasa Arab. Kedua, bangsa Arab pada
zaman turunnya islam merupakan bangsa yang pandai bersyair, sehingga ada banyak
keindahan dalam bahasanya. Ketiga, jika tak ada bahasa persatuan, maka setiap
orang akan seenaknya shalat dengan bahasanya masing-masing sehingga bacaan yang
satu akan berbeda dengan bacaan yang lain. Lalu apa dampak dari penggunaan
bahasa persatuan yang kita gunakan ini? Dampaknya adalah ada orang yang tidak mengerti
apa yang sedang ia baca. Kecuali jika orang tersebut memang sudah paham dan
mengerti bahasa Arab. Tapi bagaimana dengan orang yang masih awam alias masih
belum mengerti bahasa Arab? Tentu saja ia akan membaca bacaan shalatnya dalam
bahasa Arab tanpa merasa perlu tahu artinya.
Hal inilah
yang membuat kaum muslim khususnya yang islam keturunan menjadi lemah imannya. Bukan
hanya lemah imannya, akan tetapi juga dapat membuat ia semakin malas untuk
shalat. Inilah yang kita sebutkan di atas tadi “shalat sebagai suatu
kebiasaan”. Kita shalat, tapi hanya sebatas suatu rutinitas yang kita merasa
perlu melakukannya, sama seperti makan, minum, tidur, dan lain-lainnya. Memang
kelihatannya bagus, kita anggap shalat itu sebuah rutinitas yang mesti kita
lakukan lima kali sehari. Tapi sebenarnya hal seperti itu bukanlah hal yang
bagus. Kenapa? Karena kita shalat, tapi kita tidak menghayati shalat kita
tersebut. Kita shalat, tapi kepala kita kosong karena menganggap shalat sebagai
suatu hal yang biasa. Kita tidak menganggap shalat sebagai suatu hal yang
istimewa, padahal saat shalat kita menghadap kepada tuhan kita. Dan kita bisa
seenaknya meninggalkan shalat tanpa merasa berdosa karena kita merasa shalat
itu suatu rutinitas yang kita kerjakan setiap harinya. Itulah bahayanya jika
kita menganggap shalat sebagai suatu kebiasaan.
Lalu
bagaimana dengan orang yang menganggap shalat sebagai suatu kewajiban? Orang
tersebut akan sangat merasa berdosa sekali jika sekali saja ia meninggalkan shalat.
Ia akan menghayati tiap shalat yang ia lakukan seakan-akan itu adalah shalat
terakhir yang ia lakukan. Bagaimana cara agar kita bisa menjadi orang yang
menganggap “shalat sebagai suatu kewajiban”? Caranya adalah dengan mengetahui
dan memahami arti dari bacaan-bacaan shalat yang kita baca. Kelihatannya simpel
dan mudah dilakukan kan? Tapi fakta menunjukan, hanya sepertiga umat islam yang
mengerti arti dari bacaan shalat yang tiap hari ia baca. Sisanya? Wallahu’alam.
Jadi, semakin jelas bagaimana kita shalat tapi seperti mayat yang hidup. Tubuh
kita bergerak, mulut kita bergerak mengucapkan do’a dan pujian, tapi pikiran
kita kosong melompong bagai manusia tanpa jiwa.
Maka dari
itu, marilah kita berusaha untuk memahami dan mendalami arti dari bacaan shalat
yang kita baca lima kali sehari. Agar kita semakin bisa menghayati shalat kita
dan insyaAllah shalat kita bisa semakin khusuk. Seandainya seluruh umat islam
mengerti arti dari bacaan shalatnya, insyaAllah masjid-masjid semakin penuh dan
tidak ada umat islam yang rela meninggalkan shalat walaupun hanya sekali.
No comments:
Post a Comment